isya'blog

"MEPE KASUR" tradisi unik khas desa kemiren BANYUWANGI


Seni budaya Banyuwangi sangatlah kaya. Kesenian Banyuwangi dan kebudayaan Banyuwangi dikenal unik dan berbeda dari kebanyakan seni budaya Jawa Timur lainnya. Posisi Banyuwangi yang strategis berada di ujung timur Pulau Jawa, membuat sejak jaman dahulu Banyuwangi menjadi tempat bertemu dan berinteraksinya beraneka suku bangsa, budaya, dan agama.
Jadi, seni budaya Banyuwangi lahir dari keberagaman etnis. Paling tidak terdapat 7 etnis besar yang akur hidup berdampingan di Banyuwangi, yaitu suku Osing, Jawa Mataraman, Madura, Bali, Mandar, Tionghoa, dan Arab. Demikian pula hal agama, semua agama besar berkembang dengan baik dan hidup rukun di sini.
MEPE KASUR
Ada satu tradisi unik dan juga menarik yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Desa Kemiren juga dalam rangka ritual bersih desa, yaitu menjemur kasur. Dalam bahasa setempat dikenal dengan istilah mepe kasur. 
Hal yang unik dari tradisi ini adalah keseragaman yang dilakukan oleh warga setempat pada saat yang bersamaan. Secara umum kegiatan menjemur kasur adalah hal yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang. 
Namun sampai sekarang belum ada suatu desa yang seluruh warga desa tersebut melakukan kegiatan menjemur kasur ini secara serentak di hari yang sama, kecuali Desa Kemiren Banyuwangi.
*alasan mepe kasur
Pertama, kasur adalah benda yang sangat dekat dengan manusia. Setiap hari dalam waktu yang cukup lama manusia selalu bercengkrama dengan kasur melalui kegiatan tidur.
Kedua, manusia yang sejatinya tercipta dari tanah meski telah mandi pasti akan tetap mengeluarkan kotoran melalui keringat. Kasur oleh masyarakat Desa Kemiren dianggap sebagai penyangga hidup yang wajib selalu bersih agar pemiliknya tidak terganggu bahaya.
Ketiga, kasur bisa menjadi salah satu media penularan atau bahkan sumber penyakit.
*Tujuan mepe kasur
Pertama, membentuk pribadi yang mencintai kebersihan sehingga dijauhkan dari segala macam penyakit.
Kedua, mengajak pola hidup sehat dan bersih dapat menjauhkan manusia dari penyakit.
Ketiga, mepe kasur juga digunakan sebagai permohonan kepada Tuhan agar dijauhkan dari segala marabahaya.
*Mepe kasur menjadi musik
Komposisi musik yang dibuat oleh komposer ini berisi nyanyian vokal tanpa iringan alat musik atau biasa dikenal dengan a capella. 
Syair lagu yang dibuat oleh komposer menggunakan bahasa Osing atau bahasa yang dipakai di Banyuwangi. 
Syair lagu ini menceritakan kehidupan masyarakat Desa Kemiren yang guyub rukun, selalu menjaga kelestarian tradisi nenek moyang, dan tentunya proses mepe kasur itu sendiri.


Demikian salah satu tradisi unik di Banyuwangi........ dan hanya bisa dikunjungi setahun sekali yaitu pada tanggal 1 Dzulhijah.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Translate

Mengenai Saya

Foto saya
Hallo, perkenalkan saya Isya Tri Pamungkas seorang mahasiswa perikanan dan praktisi tambak udang di banyuwangi.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.